Pekanbaru, || Media Peduli Pendidikan 
dengan di keluarkan Nota larangan oleh Kadisdik kota Pekanbaru terkait larangan penggunaan dan pengadaan Lembar Kerja Siswa (LKS) di sekolah. Maka diharapkan Seluruh tenaga Pendidik kota Pekanbaru (SD & SMP) harus bisa lebih kreatif, dalam memberikan pengajaran disekolah.

Tenaga pendidik harus semangat, sehingga Proses belajar mengajar disekolah tetap berjalan dengan baik. Jangan ada lagi halangan, peserta didik tetap belajar disekolah maupun di rumah. Berikan pelajaran atau tugas untuk dapat dikerjakan di rumah sesuai dengan pelajarannya. sehingga peserta didik dapat mengulangi dirumah.

Seperti biasa, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di sediakan oleh distributor dijadikan oleh tenaga Pendidik sebagai bahan ajar peserta didik. Tapi saat ini LKS ditiadakan karena biayanya yang membebani orangtua. Awak media yakin, tenaga pendidik pasti punya keahlian dalam proses belajar mengajar peserta didik di sekolah. Karena setiap yang menjadi guru tentunya sudah dibekali dengan ilmu pengajar.

LKS merupakan Lembar kerja siswa sekali pakai, yang dijadikan sebagai buku pegangan peserta didik di sekolah, maupun dirumah. Namun hal ini sudah menjadi perbincangan hangat, ditengah masyarakat karena orangtua murid merasa terbebani dengan biaya pembelian buku LKS tergolong mahal. Mudah-mudahan jika LKS tetap dibutuhkan disekolah baik peserta didik maupun tenaga Pendidik nantinya bisa di gratiskan dimasa yang akan datang oleh pemerintah.

Tapi di sekolah peserta didik masih bisa menggunakan buku het yang di beli dari anggaran BOS, dan tentunya gratis untuk di pakai peserta didik disekolah dengan menjaga dan merawatnya. Karena buku het akan dikembalikan supaya peserta didik yang lain dapat mengunakannya saat awal semester baru. Sesuai dengan tingkatan peserta didik di sekolah. Tapi apakah keberadaan buku het bisa mencukupi banyaknya peserta didik di sekolah. Dari semua ini awak media akan melakukan investasi di beberapa tempat sekolah yang ada di Pekanbaru, baik tingkat SD maupun tingkat SMP. 

Dalam pengecekan penggunaan buku het untuk peserta didik oleh awak media di beberapa titik sekolah. Ternyata sebagian pengakuan Guru, bahwa buku het yang ada disekolah belum mampu mencukupi banyaknya peserta didik. Karena buku het disekolah tidak selamanya utuh ada juga yang rusak sehingga tak pantas lagi di berikan kepada peserta didik yang lain. 

Pembelian buku het juga masih dilakukan secara bertahap. Mengingat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS ) yang didapat oleh pihak sekolah masih ada kegunaan lainnya, seperti pembelian alat tulis kantor, pembayaran honor guru komite dan lain lain yang penting dan berguna buat sekolah.

Keadaan seperti ini harus menjadi perhatian Pemerintah kota Pekanbaru. Agar apa yang dihilangkan namun dibutuhkan dapat dicari pengganti sebagai solusinya. Dan tidak menambah permasalahannya, terkait proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini tentunya perlu kerjasama setiap instansi yang terlibat dalam pendidikan, demi mencerdaskan bangsa. 

Dalam kunjungan Awak media disekolah, sambil melakukan konfirmasi kepada Guru tentang kendala apa yang dirasakan saat melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah. Ternyata masih banyak tenaga pengajar yang belum mempunyai buku pegangan sebagai modul ajar untuk mengajar peserta didik. Karena selama ini guru kelas atau guru bidang studi sudah terbiasa menggunakan Lembar Kerja Siswa ( LKS).

Tapi walaupun demikian proses belajar mengajar disekolah tetap terlaksana dengan baik. Dengan metode pembelajaran guru sekolah masing-masing. Para Guru Pekanbaru baik dari satuan pendidikan SD maupun satuan pendidikan SMP, berharap ada bantuan buku untuk guru maupun peserta didik dari pemerintahan. 

Instansi terkait harus mampu melakukan kunjungan di setiap sekolah dalam pembenahan dunia pendidikan yang lebih baik khususnya kota Pekanbaru. Dengan turun langsung kelapangan. Sehingga apa yang direncanakan dalam pendidikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dilapangan.(Red MPP)