Media Peduli Pendidikan ||
Kenapa harus malu kalau kita katakan bahwa profesi kita sebagai seorang jurnalis. Atau wartawan. Kepada masyarakat dan pemerintah. Apakah Karena belum berkarya, atau ber inovasi di tengah masyarakat. Dalam artian yang berguna bagi pemerintah dan bermanfaat untuk masyarakat. Ini yang harus kita pertanyakan dalam diri kita sebagai seorang wartawan atau jurnalis.
Karya apa yang sudah kita buat?, informasi apa yang sudah kita berikan kepada masyarakat dan pemerintah. Sehingga masyarakat dan pemerintah tahu apa yang tidak di ketahui nya. Karena dalam konteksnya wartawan / Jurnalis merupakan media yang memberikan informasi yang penting untuk pemerintah dan masyarakat dalam segala bidang. dan dapat menulis sebuah karya yang bermanfaat dan berguna.
Tentunya tidaklah mudah untuk menjadi profesi yang berkompeten, yang berguna baik untuk masyarakat maupun untuk pemerintah dalam bidang apapun, semuanya butuh proses dalam kurun waktu bukan hanya bin selabin atau instan.
Untuk mendapatkan profesi yang baik tentulah harus di uji dulu seseorang tersebut. Apakah berhak atau tidak untuk di sebutkan sebagai profesi yang berkompeten dan mendapatkan sebuah Kartu Tanda Anggota (KTA) Sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Untuk mendapatkan sebuah Kartu Tanda Anggota (KTA) apapun profesinya tidaklah mudah, semuanya butuh perjuangan, pendidikan dan pelatihan sesuai yang ditentukan. Jika semua ketentuan sudah kita lakukan dan berhasil untuk mencapai puncaknya dengan tujuan sebuah profesi maka tidak ada lagi kata malu mengatakan sebagai profesi yang telah kita miliki.
Secara garis besarnya jika sesuatu profesi dapat bermanfaat untuk diri dan keluarga kita serta berguna bagi pemerintah, bermanfaat bagi masyarakat maka itu sesuatu profesi yang harus kita banggakan dan kita tonjolkan bukan kita malukan.
Namun kalau hanya Kartu Tanda Anggota ( KTA ) bisa didapatkan hanya sekedar berteman, atau sekedar ngopi, (ngobrol pintar) maka itu yang akan merusak jati diri orang tersebut. Karena pengarahan, pelatihan dan pengorbanan tidak dia berikan sehingga KTA tersebut dianggap sepele saja dan bisa saja merusak nama profesi di KTA tersebut.
Jika kita pahami kembali yang namanya Kartu Tanda Anggota (KTA) itu adalah sesuatu yang sangat susah atau sulit untuk mendapatkannya, butuh pertanggung jawaban yang Sakrar. Sehingga apa yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan. Dan tentunya ada komitmen bagi pemegang KTA dan pengeluar KTA atau pemiliknya. Dengan cara inilah maka seseorang akan mencintai Kartu Tanda Anggotanya sebagai jati diri dan status dirinya. Secara otomatis akan menjaga serta mempertahankan KTA tersebut walaupun harus nyawa sebagai taruhannya.(Red)
Tidak ada komentar
Posting Komentar