Pekanbaru, - Media Peduli Pendidikan
jika kita mundur dan melihat kebelakang tentang pendidikan,tentunya jauh berbeda dengan pendidikan sekarang. Seperti yang dikatakan sebagian  orang sekarang sudah zamannya modern serba canggih dan serba instan. Namun pemikiran yang seperti ini jangan jadikan suatu pedoman yang mutlak dalam dunia pendidikan. Ada sebenarnya hal - hal yang harus kita pilah dan harus kita pilih sehingga hal hal yang lama namun  itu lebih banyak unsur baiknya perlu kita tiru dari pada mengambil yang baru tapi unsur buruknya lebih banyak.

Anak anak didik disekolah, jika difokuskan untuk proses belajar mengajar, terkadang ada rasa kejenuhan, bosan, sehingga dapat menimbulkan rasa kejahilan. Baik terhadap temanya maupun terhadap sekolahnya sendiri. Sehingga  rasa memiliki, rasa malu , rasa takut, dan rasa kebersamaan dijiwa anak didik tidak dapat  tumbuh didalam dirinya.

kita lihat kembali dan mungkin dapat kita dengar dari abang, atau orang tua kita, dan mungkin pernah kita alami yang mana saat kita bersekolah atau Abang kita bersekolah, saat sekolahnya diejek dia akan marah. Saat sekolahnya  diceritan hal hal yang buruk dia akan kesal dan malah dapat menimbulkan perkelahian. Walaupun kenyataan sekolahnya memang sedemikian rupa tapi dia tetap tidak terima dengan hal tersebut. Inilah yang disebut dengan merasa memiliki sehingga tidak ada satupun yang berani mengganggu sekolahnya.

Namun saat ini banyak sekali siswa yang selalu membandingkan sekolahnya dengan sekolah temannya malah mungkin dia sendiri yang terkadang menghujat sekolahnya, seolah olah sekolah yang ditempatinya hanya keterpaksaan saja. Hal inilah yang harus menjadi tugas, yang harus kita bangkitkan kembali. Rasa persatuan, rasa kebersamaan dan rasa memiliki sehingga siswa secara tidak langsung  dimanapun sekolahnya akan tetap membela tempat belajarnya. karena didalam dirinya sudah tumbuh rasa memiliki.

Dan tentunya sebagai tenaga pendidik seharusnya punya target tentang perkembangan anak didik. Sehingga  kegiatan apa harus atau sistem pengajaran apa yang patut diberikan kepada anak didiknya. Namun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika ada kegiatan atau pola ajar diluar sistem tentunya ini harus dirapatkan tapi jika demi kebaikan lakukan dan berikan alasan yang tepat. Sehingga kegiatan dapat diterima demi kelancaran dan perkembangan proses belajar mengajar disekolah. Ini harus tergantung sekolah masing masing karena tenaga pendidik tersebutlah yang tahu tentang keadaan siswanya,  sesuai dengan tempat, lokasi, sekolah. Agar keadaan masyarakat Tempatan yang sekolah dapat disesuaikan. Untuk apa kepintaran, jika akhlak tidak  dimiliki, jangan biarkan mereka berhasil hanya dengan selembar surat, tapi ciptakanlah keberhasilan mereka dengan sikap dan perilakunya.

Apa gunanya melakukan kegiatan tapi anak anak dipecahkan tidak ada kegembiraan diwajah anak anak didik karena lokal yang satu belajar seperti biasa, lokal yang lain lomba melukis, Kemudian lokal yang satu lagi bertanding cerdas cermat. Ini tidak menumbuhkan rasa kebersamaan, tidak menciptakan kegembiraan malah memecahkan anak anak didik. Dan Malah akan membuat mereka tidak mengenal antara yang satu lokal dengan lokal yang lain. Dan ini dilihat dari kegiatan sekolah saat ini. Seakan akan kegiatan yang dilakukan hanya sekedar memperingati tapi tidak menjiwai.

Berikan mereka kegembiraan secara bersama, berikan mereka saling mengenal, biarkan mereka melihat kecerdasan temanya diluar lokal, jangan ciptakan kecerdasan hanya diatas kertas. Ini yang harus  dipikirkan bersama. Jangan biarkan aturan memutuskan tali silaturahmi, dan Jangan biarkan program merusak  tradisi. Sehingga tradisi yang baik dan bermanfaat terabaikan. Yuk bersama kita lakukan perubahan yang baik demi terciptanya peserta didik yang pintar, sopan dan beretika. Bukan hanya pintar diatas kertas. ( Opini Mr)